Kamis, 23 Juni 2016

Skripsi itu Menggemaskan

 “Skripsi itu gampang. Ikuti saja prosesnya!”
Pesan itulah yang selalu saya ingat, pesan yang saya dengar dari salahsatu Profesor UINAM. Profesor yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor Bid. Kamahasiswaan, saat ini menjadi Dekan di Fakultas Ushuluddin UINAM. (Saya tidak akan menyebut namanya. Kalau kalian mahasiswa UINAM, pasti kalian mengenal beliau.)
Sejak MABA, saya sangat senang mengikuti seminar atau workshop di kampus. Terutama workshop penulisan Karya Tulis Ilmiah, hampir setiap tahun saya mengikutinya, meski harus merogoh kocek puluhan ribu, saya tidak akan berpikir lama dan menyesal. Workshop itulah yang akan memberikan kita pengetahuan baru, dan pasti tidak akan kita dapatkan di bangku kuliah. Sangat menyenangkan!
*
Benar, bahwa skripsi akan menggangu tidurmu, skripsi akan menguji keseriusanmu. Skripsi yang akan memintamu berkorban lebih. Dan pasti, SKRIPSI itu akan menjatuhkan air mata dan melahirkan senyummu yang manis. *ehh
Skripsi itu menggemaskan. Sangat menggemaskan!!!

Kamu harus FOCOS, skripsi itu hanya butuh usaha yang lebih besar dari biasanya. Harus lebih sabar menghadapi dan menunggu pembimbing, pegawai atau pejabat yang super sibuk. Pelbagai pengurusan akan menguji kesabaranmu. Pelbagai syarat ujian juga bermacam-macam, mulai dari bukti pembayaran SPP, nilai hasil studi, berita acara, pengesahan draf, bukti telah mengikuti seminar, bukti bimbingan skripsi, sertifikat toefl, hasil hafalan juz 30, sertiifikat kkn, sertfikat cbt, sertifikat opak, hasil ujian komprehensif dan lain sebagainya. #haddeehh
Tapi, lalui saja, nikmati saja prosesnya, semua akan indah pada waktunya. Awalnya memang berat, laksanakan saja. Jangan menunda ini dan itu.
“JANGAN MENUNDA INI DAN ITU”
(Selain Allah, tidak ada yang tahu perihal kematian, betapa menyesalnya saya kalau tidak sempat menghadiahkan gelar serjana untuk keluarga, atau mereka yang tidak sempat menunggu saya. Saya hanya takut ada yang meninggal atau ditinggal untuk saat itu. Keluarga adalah semangat terbesar saya.)
*
Hampir lima bulan berkutat dengan skripsi.  -_-
Sebelum ujian skripsi, saya harus ujian komprehensif dulu. Untuk ujian komprehensif, saya membutuhkan waktu hingga beberapa pekan. Tiga penguji saya adalah Dr. Kamsinah M.Pd.I (Ilmu Pendidikan Islam), Dr. Salahuddin, M.Ag. (Dirasah Islamiyah), dan Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd.(Metodelogi Pembelajaran Agama Islam)

Meskipun nilai ujian komprehensif tidak berpengaruh apapun dalam nilai akhir, saya  harus belajar semaksimal mungkin. Membaca beberapa buku wajib, menghafal surah ini itu, ayat ini itu, hadis ini itu, pasal ini itu, teori ini dan itu… ahh..#sangat menguras.
Tapi, seperti prinsip saya, harus berbuat semaksimal mungkin. Dan Alhamdulillah, semua penguji memberi saya nilai empat (4). 
Saya sempat tertinggal jauh, teman-teman saya sudah persiapan ujian meja, Saya masih sibuk menambah beberapa informan. Risiko dibimbing langsung oleh Dekan Fakultas Tarbiyah, beliau tertarik dengan judul skripsi saya dan ingin menerbitkannya menjadi jurnal. Jadi, harus direvisi beberapa kali, harus lebih sabar menerima komentar dan menambah  ini dan  itu lagi.
Harusnya bisa lebih cepat dari itu, alasan satu-satunya kenapa saya lambat adalah organisasi, saya masih sibuk berorganisai. Sejak semester dua, saya sudah menceburkan diri dalam dunia organisasi. Tak jarang, saya sering mendapat ocehan dari bapak, mama, dan kakak:
 “Sudah-sudahmi dulu organisasi. Kerjami dulu skripsimu!”
Aaaaaa…. Deh… Hal seperti itu yang membuat saya lemah. Ada rapat ini dan itu, ada pertemuan tiap pekan, ada yang mau konsultasi ini dan itu. Huft. . .  #HayatiLelah
 Saya juga mau focus, tapi organisasi telah memberikan saya beberapa amanah. Disaat teman-teman saya focus dengan akademik saja, disitulah, terkadang saya merasa sedih. Harus membagi pikiran, tenaga, dan waktu untuk keduanya. Organisasi dan akademik. Menyeimbangkan keduanya.
*
Dan akhirnya, nama penguji, hari dan tanggal ujian skripsi telah ditetapkan. Mama saya sengaja ke Makassar untuk membantu persiapan ujian skripsi, menyediakan seragam hitam putih, dan pasti selalu mendoakan saya.
Kamis, 24 Maret 2016, sebelum pukul 08.00, ketua sidang telah membuka ujian skripsi, selanjutnya menunggu kedua penguji. Penguji pertama saya adalah. Dr. H. Arifuddin S., M.Pd., penguji kedua adalah Pak Kaimuddin, S.Pd.I, M.Si. Saya tidak mengenal mereka, kami tidak pernah bertemu sebelumnya (kecuali saat menyerahkan skripsi beberapa hari yang lalu, skripsi yang siap di corat coret dan dipertanyakan ke saya. #sayadiserangcemas

Saya memulai ujian skripsi sekitar pukul 11.00 hingga pukul 16.00 WITA.
Untunglah ruangan ujian yang begitu dingin tidak membuat saya membeku. Abstrak saya bacakan dengan lantang, tidak sekadar menghafalkan, tapi berusaha mentransfer perkataan saya agar penguji mengerti dengan baik.
“Biar satu hari, skripsi ini tidak akan selesai kalau mau dibahas. Judulmu menarik, Reski. Harus dikuliti hingga ke akar-akarnya. Ini menyangkut kemajuan UIN” tegas penguji diakhir ujian.

(Kenang-kenangan dari penguji)
Entah nilai berapa yang saya dapatkan.
“Ini nilaimu, kau pantas mendapatkannya.”
Bahasa, 3,8 -  Isi 3,8 - Metode  3,9 - Penguasaan 3,85
“Haaah… syukurlah. Terima kasih, Pak.”
Saya masih ingat sekali, penguji pertama sempat mengacungkan jempol dengan senyuman yang sangat meneduhkan,

Ujian pertama saya berjalan dengan lancar, meski harus menungu berjam-jam dan berpindah ruangan hingaa empat kali. Hahaha. *nikmati sajaaa!
Dan akhirnya, kesabaran saya kembali diuji untuk menunggu penguji yang kedua, Dr. H. Arifuddin sementara menguji mahasiswa S3 (promosi doctor) di pasca.. *humtt… .

Setelah beliau menguji di promosi doctor, saya langsung ujian di ruangan beliau. Pascasarjana lantai dua. Saya tegang, suaranya begitu keras dan tegas. Di depan saya Dr. H. Arifuddin didampingi istrinya (*cie cie.. romantis), istrinya juga ikut berkomentar saat saya diuji, seakan-akan penguji saya ada tiga orang untuk hari itu. 
Banyak yang dipertanyakan, universitas lain juga dijadikan contoh, teori dan dalil ini dipertanyakan. *Oh Tuhann. Sama sekali, saya tidak pernah memprediksi pertanyaan ini muncul. Untunglah saya bisa menjawabannya. Setelah puas menyerbu saya dengan pertanyaan ini dan itu, penguji langsung meminta berita acara dan memberikan nilai.
Bahasa, 4 -  Isi 4 - Metode  4 - Penguasaan 4.
Setelah itu, saya mengucapkan terima kasih dan kembali ke ruang jurusan.

Lah... saya heran. Kenapa nilainya  EMPAT (4). Sangat Sempurna. Saya terdiam, sebenarnya heran dengan angka itu. tapi, nyatanya angka itu yang memang keluar dari mulut penguji. Nilai memang bukan segalanya, tetapi, kau bisa melihat sebarapa keras usahamu untuk mendapat nilai itu. Kau pasti tersenyum merekah, dan bisa jadi matamu tiba-tiba berkaca-kaca. Alhamdulillah!!!
Ujian skripsi itu tidak susah. Asal kita menguasainya dan bisa mempertahankan argument kita. Itu saja!!!
*
“Berdasarkan hasil dari kedua penguji, Adinda Reski Indah Sari telah berhak menyandang gelar sarjana Pendidikan Islam. Reski Indah Sari, S.Pd.I.”
Kalimat itu diucapkan oleh ketua sidang. Perasaan saya bahagia. Tentu saja. saya telah menemukan garis finish. *aaaaaaa target saya untuk lulus lebih cepat bisa terwujud. Tiga Tahun Enam Bulan. Lebih cepat dari biasanya.
Dan saya masih ingat jelas pesan ketua sidang sekaligus ketua jurusan sore itu,
“Selamat… Setelah sarjana apa? Beban kalian akan lebih berat? Minimal jangan munyusahkan orang tua, jangan buat masalah!”
Saya melihat harapan yang baik di mata beliau, tatapannya dalam. Menularkan semangat kepada kami.
*
“Alhamdulillah, akhirnyaaaa!!!.”
Setelah yudisium, dua kata inilah yang saya gumamkan dalam hati. Saya berhasil mencapai target saya yang kesekian. Saya tersenyum. Ada sesuatu yang menyentuh hati saya dengan lembut. Ada sesuatu yang tiba-tiba mengangkat diri saya dengan keras. Dan saya yakin. Itu pasti doa-doa dari orang-orang yang menyayangi saya. Tanpa doa-doa mereka, saya tidak yakin bisa mencapai target ini.
Skripsi itu menggemaskan, seperti kamu. ^ ^
*

Terima kasih untuk kedua pembimbing saya, Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag. & Dr. Nuryamin, M.Ag. Para penguji saya di ujian komprehensif dan ujian skripsi. Untuk orang-orang keren di jurusan PAI, PAK Erwin, Pak Usman, Kak Ifa, Kak Bahar, Bu Rosmiati, Pak Yahdi., dll. . . .
Dan pasti, untuk teman-teman seperjuangan saya di jurusan PAI. Teman yang setia untuk  menunggu berjam-jam hingga berhari-hari. Terima kasih sudah saling menyemangati. Terima kasih untuk cerita-cerita menariknya. Sekali lagi terima kasih!!!
*Rindu akan tumbuh dengan baik…
*
Setiap niat yang baik akan terjaga dengan baik. Saya berhasil melawan zona nyaman, setidaknya, hari itu saya membuktikan bahwa dunia organisasi tidak menjadi alasan untuk terlambat sarjana, organisasi tidak akan mengganggu akademik kita. Kalau bisa lebih cepat, kenpa harus lambat.
Ada doa-doa yang mereka langitkan (baca: orang tua), ada harapan yang diam-diam mereka simpan dalam pundak kita. Dan barangkali, harapan itu mereka simpan dalam doa-doa yang tidak akan mereka katakan pada kita.

Entah berapa puluh juta yang mereka keluarkan untuk pendidikan kita. Dan entah berapa banyak keringat dan air mata yang mereka jatuhkan. Mereka mencintai kita tanpa alasan. Menyayangi kita tanpa akhir. Mereka juga berhak melihat kita “sarjana”. Mereka sangat berhak.

Skripsi itu menggemaskan. Skripsi itu akan selesai asal kalian berkorban lebih dari biasanya. September menunggu kalian untuk wisuda  angkatan 75. Tetap semangat, semoga berhasil!. Aamiin!!!
***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar