“Skripsi itu gampang. Ikuti saja prosesnya!”
Pesan
itulah yang selalu saya ingat, pesan yang saya dengar dari salahsatu Profesor UINAM.
Profesor yang pernah menjabat sebagai Wakil Rektor Bid. Kamahasiswaan, saat ini
menjadi Dekan di Fakultas Ushuluddin UINAM. (Saya
tidak akan menyebut namanya. Kalau kalian mahasiswa UINAM, pasti kalian
mengenal beliau.)
Sejak
MABA, saya sangat senang mengikuti seminar atau workshop di kampus. Terutama workshop
penulisan Karya Tulis Ilmiah, hampir setiap tahun saya mengikutinya, meski
harus merogoh kocek puluhan ribu, saya tidak akan berpikir lama dan menyesal. Workshop
itulah yang akan memberikan kita pengetahuan baru, dan pasti tidak akan kita
dapatkan di bangku kuliah. Sangat menyenangkan!
*
Benar,
bahwa skripsi akan menggangu tidurmu, skripsi akan menguji keseriusanmu.
Skripsi yang akan memintamu berkorban lebih. Dan pasti, SKRIPSI itu akan menjatuhkan
air mata dan melahirkan senyummu yang manis. *ehh
Skripsi
itu menggemaskan. Sangat menggemaskan!!!
Kamu
harus FOCOS,
skripsi itu hanya butuh usaha yang lebih besar dari biasanya. Harus lebih sabar
menghadapi dan menunggu pembimbing, pegawai atau pejabat yang super sibuk. Pelbagai
pengurusan akan menguji kesabaranmu. Pelbagai syarat ujian juga bermacam-macam,
mulai dari bukti pembayaran SPP, nilai hasil studi, berita acara, pengesahan
draf, bukti telah mengikuti seminar, bukti bimbingan skripsi, sertifikat toefl,
hasil hafalan juz 30, sertiifikat kkn, sertfikat cbt, sertifikat opak, hasil
ujian komprehensif dan lain sebagainya. #haddeehh
Tapi,
lalui saja, nikmati saja prosesnya, semua akan indah pada waktunya. Awalnya
memang berat, laksanakan saja. Jangan menunda ini dan itu.
“JANGAN MENUNDA INI DAN ITU”
(Selain Allah, tidak ada yang tahu perihal
kematian, betapa menyesalnya saya kalau tidak sempat menghadiahkan gelar
serjana untuk keluarga, atau mereka yang tidak sempat menunggu saya. Saya hanya
takut ada yang meninggal atau ditinggal untuk saat itu. Keluarga adalah
semangat terbesar saya.)
*
Hampir lima bulan
berkutat dengan skripsi. -_-
Sebelum ujian skripsi, saya harus ujian komprehensif dulu. Untuk ujian komprehensif, saya membutuhkan waktu hingga beberapa pekan. Tiga penguji saya adalah Dr. Kamsinah M.Pd.I (Ilmu Pendidikan Islam), Dr. Salahuddin, M.Ag. (Dirasah Islamiyah), dan Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd.(Metodelogi Pembelajaran Agama Islam)
Sebelum ujian skripsi, saya harus ujian komprehensif dulu. Untuk ujian komprehensif, saya membutuhkan waktu hingga beberapa pekan. Tiga penguji saya adalah Dr. Kamsinah M.Pd.I (Ilmu Pendidikan Islam), Dr. Salahuddin, M.Ag. (Dirasah Islamiyah), dan Dr. H. Muh. Sain Hanafy, M.Pd.(Metodelogi Pembelajaran Agama Islam)
Meskipun
nilai ujian komprehensif tidak berpengaruh apapun dalam nilai akhir, saya harus belajar semaksimal mungkin. Membaca
beberapa buku wajib, menghafal surah ini itu, ayat ini itu, hadis ini itu,
pasal ini itu, teori ini dan itu… ahh..#sangat menguras.
Tapi,
seperti prinsip saya, harus berbuat
semaksimal mungkin. Dan Alhamdulillah, semua penguji memberi saya nilai empat
(4).
Saya
sempat tertinggal jauh, teman-teman saya sudah persiapan ujian meja, Saya masih
sibuk menambah beberapa informan. Risiko dibimbing langsung oleh Dekan Fakultas
Tarbiyah, beliau tertarik dengan judul skripsi saya dan ingin menerbitkannya
menjadi jurnal. Jadi, harus direvisi beberapa kali, harus lebih sabar menerima
komentar dan menambah ini dan itu lagi.
Harusnya
bisa lebih cepat dari itu, alasan satu-satunya kenapa saya lambat adalah
organisasi, saya masih sibuk berorganisai. Sejak semester dua, saya sudah
menceburkan diri dalam dunia organisasi. Tak jarang, saya sering mendapat
ocehan dari bapak, mama, dan kakak:
“Sudah-sudahmi dulu organisasi. Kerjami dulu
skripsimu!”
Aaaaaa….
Deh… Hal seperti itu yang membuat saya lemah. Ada rapat ini dan itu, ada
pertemuan tiap pekan, ada yang mau konsultasi ini dan itu. Huft. . . #HayatiLelah
*
Dan
akhirnya, nama penguji, hari dan tanggal ujian skripsi telah ditetapkan. Mama
saya sengaja ke Makassar untuk membantu persiapan ujian skripsi, menyediakan
seragam hitam putih, dan pasti selalu mendoakan saya.
Kamis,
24 Maret 2016, sebelum pukul 08.00, ketua sidang telah membuka ujian skripsi,
selanjutnya menunggu kedua penguji. Penguji pertama saya adalah. Dr. H.
Arifuddin S., M.Pd., penguji kedua adalah Pak Kaimuddin, S.Pd.I, M.Si. Saya
tidak mengenal mereka, kami tidak pernah bertemu sebelumnya (kecuali saat
menyerahkan skripsi beberapa hari yang lalu, skripsi yang siap di corat coret
dan dipertanyakan ke saya. #sayadiserangcemas
Saya
memulai ujian skripsi sekitar pukul 11.00 hingga pukul 16.00 WITA.
Untunglah
ruangan ujian yang begitu dingin tidak membuat saya membeku. Abstrak saya
bacakan dengan lantang, tidak sekadar menghafalkan, tapi berusaha mentransfer
perkataan saya agar penguji mengerti dengan baik.
“Biar
satu hari, skripsi ini tidak akan selesai kalau mau dibahas. Judulmu menarik,
Reski. Harus dikuliti hingga ke akar-akarnya. Ini menyangkut kemajuan UIN”
tegas penguji diakhir ujian.
(Kenang-kenangan dari penguji)
Entah nilai berapa
yang saya dapatkan.
“Ini
nilaimu, kau pantas mendapatkannya.”
Bahasa, 3,8 - Isi 3,8 - Metode 3,9 - Penguasaan 3,85
“Haaah…
syukurlah. Terima kasih, Pak.”
Saya masih ingat sekali, penguji pertama sempat mengacungkan jempol dengan senyuman yang sangat meneduhkan,
Saya masih ingat sekali, penguji pertama sempat mengacungkan jempol dengan senyuman yang sangat meneduhkan,
Ujian
pertama saya berjalan dengan lancar, meski harus menungu berjam-jam dan
berpindah ruangan hingaa empat kali. Hahaha. *nikmati sajaaa!
Dan
akhirnya, kesabaran saya kembali diuji untuk menunggu penguji yang kedua, Dr.
H. Arifuddin sementara menguji mahasiswa S3 (promosi doctor) di pasca.. *humtt…
.
Setelah
beliau menguji di promosi doctor, saya langsung ujian di ruangan beliau. Pascasarjana
lantai dua. Saya tegang, suaranya begitu keras dan tegas. Di depan saya Dr. H.
Arifuddin didampingi istrinya (*cie cie.. romantis), istrinya juga ikut
berkomentar saat saya diuji, seakan-akan penguji saya ada tiga orang untuk hari
itu.
Banyak
yang dipertanyakan, universitas lain juga dijadikan contoh, teori dan dalil ini
dipertanyakan. *Oh Tuhann. Sama sekali, saya tidak pernah memprediksi
pertanyaan ini muncul. Untunglah saya bisa menjawabannya. Setelah
puas menyerbu saya dengan pertanyaan ini dan itu, penguji langsung meminta
berita acara dan memberikan nilai.
Bahasa, 4 - Isi 4 - Metode 4 - Penguasaan 4.
Setelah
itu, saya mengucapkan terima kasih dan kembali ke ruang jurusan.
Lah... saya heran. Kenapa nilainya EMPAT (4). Sangat
Sempurna. Saya terdiam, sebenarnya heran dengan angka itu. tapi, nyatanya angka
itu yang memang keluar dari mulut penguji. Nilai memang bukan segalanya,
tetapi, kau bisa melihat sebarapa keras usahamu untuk mendapat nilai itu. Kau
pasti tersenyum merekah, dan bisa jadi matamu tiba-tiba berkaca-kaca.
Alhamdulillah!!!
Ujian skripsi itu tidak susah. Asal
kita menguasainya dan bisa mempertahankan argument kita. Itu saja!!!
*
“Berdasarkan hasil dari kedua
penguji, Adinda Reski Indah Sari telah berhak menyandang gelar sarjana
Pendidikan Islam. Reski Indah Sari, S.Pd.I.”
Kalimat
itu diucapkan oleh ketua sidang. Perasaan saya bahagia. Tentu saja. saya telah
menemukan garis finish. *aaaaaaa target saya untuk lulus lebih cepat bisa
terwujud. Tiga Tahun Enam Bulan. Lebih cepat dari biasanya.
Dan
saya masih ingat jelas pesan ketua sidang sekaligus ketua jurusan sore itu,
“Selamat…
Setelah sarjana apa? Beban kalian akan lebih berat? Minimal jangan munyusahkan
orang tua, jangan buat masalah!”
Saya
melihat harapan yang baik di mata beliau, tatapannya dalam. Menularkan semangat
kepada kami.
*
“Alhamdulillah, akhirnyaaaa!!!.”
Setelah
yudisium, dua kata inilah yang saya gumamkan dalam hati. Saya berhasil mencapai
target saya yang kesekian. Saya tersenyum. Ada sesuatu yang menyentuh hati saya
dengan lembut. Ada sesuatu yang tiba-tiba mengangkat diri saya dengan keras. Dan
saya yakin. Itu pasti doa-doa dari orang-orang yang menyayangi saya. Tanpa
doa-doa mereka, saya tidak yakin bisa mencapai target ini.
Skripsi itu menggemaskan, seperti
kamu. ^ ^
*
Terima
kasih untuk kedua pembimbing saya, Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag. & Dr.
Nuryamin, M.Ag. Para penguji saya di ujian komprehensif dan ujian skripsi.
Untuk orang-orang keren di jurusan PAI, PAK Erwin, Pak Usman, Kak Ifa, Kak
Bahar, Bu Rosmiati, Pak Yahdi., dll. . . .
Dan
pasti, untuk teman-teman seperjuangan saya di jurusan PAI. Teman yang setia untuk
menunggu berjam-jam hingga berhari-hari.
Terima kasih sudah saling menyemangati. Terima kasih untuk cerita-cerita
menariknya. Sekali lagi terima kasih!!!
*Rindu
akan tumbuh dengan baik…
*
Setiap
niat yang baik akan terjaga dengan baik. Saya berhasil melawan zona nyaman, setidaknya,
hari itu saya membuktikan bahwa dunia organisasi tidak menjadi alasan untuk
terlambat sarjana, organisasi tidak akan mengganggu akademik kita. Kalau bisa
lebih cepat, kenpa harus lambat.
Ada
doa-doa yang mereka langitkan (baca: orang tua), ada harapan yang diam-diam
mereka simpan dalam pundak kita. Dan barangkali, harapan itu mereka simpan
dalam doa-doa yang tidak akan mereka katakan pada kita.
Entah
berapa puluh juta yang mereka keluarkan untuk pendidikan kita. Dan entah berapa
banyak keringat dan air mata yang mereka jatuhkan. Mereka mencintai kita tanpa
alasan. Menyayangi kita tanpa akhir. Mereka juga berhak melihat kita “sarjana”.
Mereka sangat berhak.
Skripsi itu menggemaskan. Skripsi itu akan selesai
asal kalian berkorban lebih dari biasanya. September
menunggu kalian untuk wisuda angkatan
75. Tetap semangat, semoga berhasil!.
Aamiin!!!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar