Aku,
Aisyah.
Aku
adalah al-Humaira milik Ahmad.
Aku
adalah kekasih rahmatan lil’alamin.
Dan
aku adalah saksi masanya,
Kehormatan
dan kesedihannya.
Aku
juga saksi kebenaran, kesabaran dan kehambaannya.
(Novel
Aisyah(ra) Wanita yang Hadir dalam Mimpi
Rasulullah, Sibel Eraslan)
***
Menulis
adalah salah satu cara untuk berbagi, sedangkan membaca adalah salah satu cara
untuk mengenal banyak hal. “Menjadi penulis itu harus serakah, serakah dalam
membaca.” begitulah yang diungkapkan penggagas Forum Lingkar Pena, Helvi Tiana
Rosa. Seseorang yang senang membaca akan mempunyai kemampuan menulis yang baik.
Seperti yang kita ketahui, bahwa para penulis yang terkenal di dunia ini
bukanlah orang-orang yang tiba-tiba bisa menulis. Mereka adalah seorang pembaca
yang baik dan senang berproses. Sebab, membaca adalah kebutuhan mutlak bagi
seorang penulis.
Begitulah
yang dilakukan Sibel Eraslan, perempuan asal Turki ini begitu cerdas dalam
meramu berbagai sumber-sumber bacaan dan
pengisahan tentang wania-wanita hebat yang pernah ada dalam sejarah. Membaca
karya Sibel Eraslan akan membuat kita berkelana pada ruang waktu yang begitu
jauh. Merenungkan dan membandingkan kembali peristiwa masa lalu dengan
kehidupan masa kini. Dan mampu memberikan sajian data dengan cara yang manis
kepada pembaca.
Ingatan saya kembali pada sebuah petang sekitar dua minggu yang lalu, kepada buku yang bersampul ungu dengan jumlah halaman 438, salah satu Novel Best Seller Dunia berjudul Aisyah(ra) Wanita yang Hadir dalam Mimpi Rasulullah. Sibel Eraslan kembali menyuguhkan karya terbaiknya yang membuat para pecinta sejarah dan sastra nyaman untuk melahap halaman demi halaman novelnya. Setelah sukses dengan serial 4 Wanita Penghuni Surga, Sibel Erasalan kembali mempersembahkan serial terbarunya, Serial The Greatest Woman. Serial ini menampilkan para perempuan muslim hebat yang dicatat sejarah. Karya terbaru Sibel Eraslan, Aisyah, menjadi pembuka seri ini.
Saat terbitan awal di Turki, novel ini langsung dicetak dalam jumlah yang sangat besar dan menjadi buku terlaris dalam periode yang singkat. Novel yang berjudul Aisyah: Wanita yang Hadir dalam Mimpi Rasulullah ini merupakan terjemahan dari Aise yang diterbitkan di Istanbul, Turki. Dalam bahasa Indonesia, novel ini diterjemahkan oleh Akhmad Nur Ikhwan Taqwim dan diterbitkan oleh salah satu penerbit Buku Islami di Jawa Barat, oleh Kasya Media.
Dengan bacaan dan pemahaman yang mendalam, Sibel Eraslan mampu meracik sedemikian rupa penggambaran sosok dan alur cerita yang begitu syahdu, membuat kita mendapatkan berbagai pelajaran berharga yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kisah ini dimulai dari kenangan masa kecil Aisyah hingga Kepergian Rasulullah dan Amanah yang ditinggalkan kepadanya. Seperti yang kita ketahui, bahwa Aisyah adalah Ibunda kaum Mukmin yang reputasinya dalam khazanah keilmuan Islam sudah tidak perlu diragukan lagi. Banyak hadis yang telah beliau riwayatkan dan menjadi tempat bertanya para sahabat mengenai syariat Islam sepeninggal Rasulullah.
Sama dengan karya-karya Sibel Eraslan sebelumnya, buku yang berjudul Aisyah ini berbentuk sebuah novel. Karena berbentuk sebuah novel, pengarang berusaha keras meracik semua informasi yang didapatkannya dan mengolahnya menjadi jalinan kisah yang memesona tentang Bunda Aisyah. Seperti para wanita penghuni surga, kisah tentang Aisyah adalah teladan bagi kita semua kaum Mukmin, Aisyah adalah istri sekaligus murid Rasulullah. Di pangkuannya pula Rasulullah wafat. Karena itu, tidak heran jika kehidupan Aisyah dapat menjadi pelajaran bagi generasi setelahnya, termasuk kita.
Bagusnya lagi, dalam novel ini
menggunakan pencerita dengan kata ganti orang pertama tunggal, “aku”. Itu
artinya Aisyah sendiri yang menceritakan kisahnya. Hal ini tentu saja akan
membuat pembaca seakan-akan dekat dengan tokoh utamanya dan membuat kita
benar-benar hanyut dengan berbagai peristiwa yang terjadi dalam novel ini. Sibel
Eraslan berhasil mengemas berbagai wawasan-wawasan yang berhubungan denggan
dunia Islam dalam bentuk novel, dengan cara yang manis, tidak selalu dengan text
book yang terkadang menjemukan jika di baca yang sesekali membuat kening kita
mengerut.
Sibel Eraslan begitu cerdas menyuguhkan tulisan-tulisan yang memberikan pencerahan untuk kita, sangat pantas untuk kita apresiasi. Melalui karya sastra berupa novel, kita bisa menyadari hal lain dari diri kita. Kita bisa membayangkan berbagai harapan, kemungkinan dan derita yang dirasakan orang lain. Semoga seruan Sibel Eraslan dalam novelnya yang berjudul Aisyah(ra) Wanita yang Hadir dalam Mimpi Rasulullah dalam serial the greatest woman ini bisa mengurangi egoisme kita, membuat para perempuan meneladani sikap dan prilaku Ibunda Aisyah(ra). Pun menjadikan kita sebagai pribadi yang mencintai sejarah dan sastra yang lebih baik lagi. Aamiin!
***
Reski
Indah Sari
*Ketua
Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting UIN Alauddin Makassar.
(y)
BalasHapus