“Walau
tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya.”
#Dee
***
Apakah kamu pernah menikmati secangkir kopi ditengah
malam? Saat semua jarum jam terhenti diangka 12, saat ketiga jarum jam
berpelukan diangka yang sama?
Nikmati, coba saja!
^ ^
Entah kebetulan atau apa, saya mengawali tahun 2016
dengan secangkir kopi, membaca kumpulan sajak Didik Siswantono dan menonton
film “Filosofi Kopi.
Semenjak memasuki semester lima, saya tiba-tiba jatuh
cinta pada minuman hitam yang bernama KOPI. Dulu, awal tahun 2015, ada mahasiswi
UIN Sunan Kalijaga Jogja yang mengajarkan saya banyak hal. Perempuan itu
mengajarkan saya meracik dan menikmati kopi. Memaksa saya menggigit biji kopi,
menghidu, menghaluskannya menggunakan grinder, menyiramnya dengan takaran air
yang harus pas, dan pastinya tidak menggunakan gula lalu meyeduhnya.
Kopi
adalah teman yang setia, seperti buku, seperti kamu yang tidak pernah banyak
tingkah, selalu tenang hingga seduhan terakhir.
***
“Nggak ada rasa
yang cuma satu. Di balik benci pasti ada cinta, di balik cuek pasti ada sayang,
masa di balik pahit aja nggak bisa ada rasa manis? Makanya, kamu harus tahu
cara menikmatinya dulu. Hidup juga sama kayak kopi, kerasa pahit kalau nggak
tahu cara menikmatinya.”
#28Detik
***
Mungkin, ada
yang ingin mengajak saya minum kopi? *ehh
Dengan senang hati, kita akan bercerita banyak. ^ ^
Selamat tahun baru!
(Saat menulis catatan ini, disamping kiri saya juga ada secangkir kopi yang sangat tenang. ^ ^ 1
Januari 2016)
He...he.
BalasHapusKopi selalu memiliki makna dalam setiap detik saat menyeruputnya.
Tapi sayang saya tidak menyukai kopi. Bukannya tidak menyukai, hanya menimbulkan efek tersendiri saat meminumnya, yah selalu ingin meminumnya, tapi berefek pada perut yang berkaitan dengan asam lambung alias maag.
yg salah itu kalau minumnya berlebihan sekali, kak. segelas sehari sdh cukup. :)
Hapusiya :) hahaha.. poko'e sesuatu banget.
BalasHapus