Minggu, 06 April 2014

PELANGI PERADABAN: Kumpulan Cerpen ala FLP UIN Alauddin
















Setiap kata berpadu menciptakan warna
Setiap warna bercampur meneduhkan mata
Layaknya pelangi, kami ingin menguntai
Kata demi kata,
Warna demi warna

Kami memang kecil di hadapan peradaban,
Tetapi kami memiliki hati yang selalu berkarya demi kebaikan
Lambaian pena kami semoga mampu menyapa batin
***
Menulis adalah membebaskan segala macam pikiran dan rasa yang terkumpul dari pelbagai pengalaman ke dalam bentuk cerita. Mencoba meresapi, menghayati, menikmati, lalu menuliskannya dalam sebuah karya. Seperti itulah yang dilakukan beberapa mahasiswa UIN Alauddin yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena. Di awal November 2013 sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena  mencoba untuk melahirkan karya antologi pertama mereka. Pada akhirnya, terbitlah sebuah buku yang diberi judul PELANGI PERADABAN.
Karya tersebut disusun oleh 20 penulis muda UIN Alauddin Makassar. Pelangi Peradaban merupakan antologi cerpen dengan mengangkat cerita yang didalamnya bertemakan banyak warna, yang mengisahkan kehidupan dengan mencoba mengungkapkan latar kedaerahan yang dipadukan dengan tema Islam, sosial, dan cinta yang khas dewasa ini. Puisi-puisi pun diselipkan di tengah alur yang membuat cerita lebih mengikat dan menghidupkan para imaji pembaca. Penulis yang tergabung dalam buku tersebut adalah Arifuddin, Arini Isnani Preninka, Buaidha Mukhrim, Dini Noordianty Hamka, Endang Eriana, Hasrul, Hidayati,  dan sejumlah nama lainnya.
Lahirnya buku tersebut dilatarbelakangi oleh inisiatif para anggota yang baru saja menyelesaikan sekolah menulis tiga bulan terakhir. Kampus Peradaban setidaknya bisa di buktikan dengan sebuah karya nyata.

Kampus Islam dan Menulis
Meskipun disibukkan dengan aktivitas kampus, dua puluh mahasiswa tersebut mampu menyadari bahwa menulis adalah salah satu cara terbaik untuk membebaskan ide, perasaan, dan mencoba berdakwah lewat tulisan. Pelangi peradaban lahir dengan karakter tersendiri. Tentunya, cerpen yang dihasilkan mengandung nuansa Islami yang kental. Beberapa cerpen terinspirasi dari kejadian atau peristiwa yang dialami di daerah atau pun di kampus. Sejumlah judul cerpen, yakni, Menelan Cinta, Malam Patah Hati, Panas Membekukanku, Tarbiyah di Anging Mammiri, Jalan Al-Baqarah, Air Mata Kebahagiaan Raita Umairah. Ada pula judul yang merupakan fenomena  biasa kita jumpai, yakni Pannai Membunuhku, karya Sunarwan.

Kehadiran Pelangi Peradaban diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus menumbuhkan rasa percaya diri untuk memasuki dunia kesusastraan Indonesia, menulis, dan berkarya dalam menghasilkan hal-hal yang positif. Dan, lewat menulis, pikiran dan perasaan dapat menjadi jalan untuk mengatur emosi yang ada.


Semoga kehadiran PELANGI PERADABAN menjadi sebuah pertanda akan berkembangnya dunia tulis menulis di kalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, khususnya untuk para mahasiswa yang bergabung dalam Forum Lingkar Pena Ranting UIN. Citra peradaban benar-benar hadir dalam sebuah karya nyata. Mahasiswa UIN Alauddin Makassar tidak akan dikenal dengan citranya yang selalu berdakwah di masjid-mesjid atau di mimbar saja. Menulis juga bisa dijadikan salah satu ajang untuk berdakwah lewat tulisan, menyalurkan aspirasi, melakukan perubahan dan menciptakan peradaban. Seperti yang dikatakan Helvi Tiana Rosa, bahwa “Menulis adalah memahat peradaban” Selamat berkarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar